Saya pernah membahas berbagai tips bagaimana mempertahankan berat badan ideal, juga bagaimana mengunyah makanan yang benar agar berat badan dapat dijaga, dan bagaimana pola hidup yang sehat, hal ini semua terkait dengan bagaimana kita mengatur pola makan itu sendiri.
Pola makan pun tidak hanya berkaitan dengan kebutuhan fisik untuk memberikan tubuh kita sejumlah nutrisi. Namun juga sebuah pergulatan dengan rasa lapar yang berhubungan denga kondisi psikologis seseorang.
Ada orang yang mati-matian menahan rasa lapar agar tubuh tidak “menggemuk” demi “menjadi cantik” menurut persepsi umum. Ada pula yang tidak bisa menahan diri untuk terus mengunyah. Semuanya bisa jadi merupakan gangguan yang berdampak negatif bagi kondisi fisik dan mental.
Nah, pada kesempatan kali ini saya ingin membahas mengenai 3 macam gangguan pola makan yang sering ditemui di masyarakat yang harus diwaspadai. Semuanya rata-rata memiliki motif sebagai usaha agar berat badannya bisa dipertahankan seideal mungkin, walaupun terkadang caranya cenderung tidak wajar dan jauh dari pola hidup sehat, bahkan termasuk penyakit kejiwaan yang semestinya dihindari.
Tiga gangguan pola makan tersebut adalah :
1. Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa atau yang biasa disebut anoreksia saja adalah gangguan pola makan yang ditandai dengan mengurangi makan hingga kelaparan, serta menurunnya berat badan secara drastis. Penderitanya merasa harus terus mengontrol jumlah makanan yang masuk ke tubuhnya.
Isabelle Caro, model dari Perancis ini adalah seorang penderita anoreksia akut. Dia “menyiksa dirinya sendiri” dengan hanya memakan dua potongan kecil coklat dan empat atau lima butir cornflakes dalam sehari. Hingga akhirnya dia terlihat sakit dan begitu kurus dan akhirnya meninggal pada November 2010 karena tubuhnya terus melemah akibat anoreksia.
Joan Jacobs Brumberg, dalam bukunya Fasting Girl: The Emergence of Anorexia Nervosa as a Modern Disease, menyebutkan bahwa jumlah penderita anoreksia adalah 5-10 persen dari seluruh remaja perempuan dan wanita dewasa di Amerika. Anoreksia adalah salah satu penyakit kejiwaan dengan risiko kematian tertinggi. Probabilitas meninggal karena anoreksia mencapai 5-20 persen.
Bagi kamu yang merasa seringkali memilih menghindari makan atau memilih makan sedikit saja untuk sehari demi menjaga berat badan, sebaiknya memikirkan cara lain agar tidak menjadi seperti Isabelle Caro. Kebetulan saya juga pernah mempunyai pasien tetap yang nyaris setiap pagi digotong ke ruang praktek saya karena pingsan bahkan terkadang dirujuk ke rumah sakit. Temannya bercerita bahwa pasien saya tersebut belum terlihat makan sejak kemarin selain semangkuk mie rebus, itupun tidak dihabiskannya. Kemudian kepada pasien saya ini, saya menasehati dengan telaten agar mau makan secara teratur. Hingga akhirnya secara berangsur-angsur pulih dan tampak ceria kembali.
2. Bulimia Nervosa
Bulimia adalah gangguan emosional dalam mengendalikan berat badan. Orang yang mengalaminya biasanya makan berlebihan (binge) tetapi kemudian merasa bersalah dan mengeluarkan makanannya kembali. Penderita bulimia mengeluarkan makanannya dengan berbagai cara, antara lain memuntahkannya atau lewat urine dengan obat diuretik atau menggunakan obat pencahar. Orang yang mengalami bulimia biasanya juga melakukan olahraga berlebihan dan diet yang ketat.
Menurut situs www.bulimiahelp.com, sebanyak 95-98 persen penderita bulimia adalah perempuan dan 64 persennya sebenarnya memiliki berat badan yang wajar atau ideal.
Sekilas tampak sedikit lebih baik daripada gangguan yang pertama, namun upaya mengeluarkan makanan yang sudah dimakannya serta tindakan diet dan olahraga yang berlebihan, membuat siapapun yang ingin berdiet dengan pola hidup dan pola makan yang sehat, sebaiknya menjauhkan diri dari kemungkinan terjadinya bulimia ini. Sangat menyakitkan dan sama dengan upaya menyakiti diri sendiri dengan tingkah lakunya.
3. Binge Eating Disorder (Makan Berlebihan)
Seperti halnya bulimia di atas, orang yang mengalami gangguan makan berlebihan biasanya makan makanan dalam jumlah atau porsi besar. Hanya berbeda dengan bulimia yang lantas mengeluarkannya kembali, penderita gangguan makan berlebihan tidak mengeluarkannya. Tetapi dia merasa kehilangan kendali dan menjadi stres akan perilaku makannya. Prevalensi orang dengan gangguan makan berlebih tidak diketahui secara pasti. Namun sebuah studi memaparkan 25-50 persen orang dengan obesitas mengalami gangguan makan berlebihan. Gangguan ini, yang biasanya dilatarbelakangi depresi, lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki dengan perkiraan 60 berbanding 40 persen.
Sudah jelas jika makan berlebihan akan mengalami masalah pencernaan dan berujung pada penderitaan. Bukankah untuk masalah apapun, sudah diingatkan oleh firman Allah dalam Al-Quran agar kita tidak berlebih-lebihan dalam segala hal, karena yang berlebih-lebihan adalah teman dekatnya syetan. Dan teman dekatnya syetan itu sudah pasti akan selalu berakibat penderitaan baik di dunia maupun di akhirat. Begitu pula bagi penderita gangguan ini.
Nah, itulah 3 macam gangguan pola makan yang sering ditemui di masyarakat. Semuanya bermotif ingin menjaga kecantikan dan kemolekan tubuh dengan mengorbankan kerusakan pada fisik dan psikisnya. Jangan sampai Anda termasuk kepada salah satu penderita gangguan pola makan tersebut.
manusiawi memang jika seorang perempuan ingin memiliki berat badan ideal, olahraga juga ternyata susah untuk menurunknan berat badan tapi kita jangan sampai melakukan hal-hal yang diluar kontrol sampaia merugikan diri sendiri
::> Postingan terakhir luthfi … Kegiatan untuk demensia