Kunyah Makanan Dengan Benar Agar Diet Berhasil

Loading

Sumber : bukanisapanjempol.blogspot.com

Apa? Diet bisa berhasil hanya dengan memperhatikan cara mengunyah makanan? Percaya nggak? Wah, harus percaya dong teman-teman… Baru-baru ini saya membaca rupanya ada yang mengadakan penelitian bahwa mengunyah makanan lebih lama (sekitar 30 detik), dapat berdampak kepada pengendalian nafsu makan. Seseorang dapat membatasi keinginan untuk makan cemilan atau makanan ringan yang dapat memicu penumpukan lemak. Selain itu mengunyah makanan dalam waktu lebih lama dapat memangkas asupan kalori. Penelitian selengkapnya bisa Anda simak di ringkasan artikel di detikhealth.

Informasi ini tentu seharusnya menjadi kabar yang menggembirakan bagi Anda yang sedang bersusah payah berdiet, atau berulangkali mencoba berdiet namun selalu gagal karena sulit menahan diri jika melihat makanan enak di depan mata. Rasanya tangan ini sulit ditahan untuk tidak mengambil jika ada makanan yang memancing air liur untuk keluar. Begitukah, teman-teman?

Namun sebenarnya, tahukah Anda bahwa cara mengunyah makanan dengan benar ini sudah lama dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sesungguhnya bisa kita bisa mengamalkan sunnah Nabi, khususnya dalam hal adab makan dan minum, upaya keras untuk berdiet dapat dengan mudah dilaksanakan. Kita ingat bahwa Rasulullah SAW. sepanjang hidupnya tidak pernah diriwayatkan sakit kecuali menjelang wafatnya.

Pernah saya sampaikan bahwa untuk mengatur pola makan yang sehat harus memperhatikan 3J (Jumlah, Jenis dan Jarak). Jumlah itu terkait porsinya, jenis itu terkait menu makanannya, sedangkan jarak berhubungan dengan interval waktu makan. Namun, selain itu kita juga perlu memperhatikan teknik makannya agar tercapai kandungan gizi yang dibutuhkan tubuh sekaligus membuat tubuh menjadi lebih sehat. Kesemuanya itu bisa kita simak dari ajaran Rasulullah dalam hal makan berikut ini :

  1. Nabi mengajarkan agar berpuasa untuk mengistirahatkan kerja alat pencernaan. Nabi bersabda, ’’shuumu tashihu’’ (berpuasalah maka kamu akan sehat). Seperti halnya kita beraktivitas sehari-hari, pasti butuh beristirahat. Maka perut pun dimana bersemayam alat pencernaan, pasti butuh beristirahat. Butuh waktu yang cukup bagi tubuh untuk mencerna dan menyerap sari pati makanan. Makanya Nabi mengajarkan kita membiasakan berpuasa Senin-Kamis atau puasa Daud (sehari puasa sehari tidak) atau puasa tiga hari di pertengahan bulan.
  2. Rasulullah SAW mengajarkan agar selalu membaca Basmalah ketika akan memulai makan dan Hamdalah ketika menyudahinya. Beliau bersabda : “Jika seseorang di antara kamu hendak makan, maka sebutlah nama Allah SWT. Dan jika ia lupa menyebut nama-Nya pada awalnya, maka bacalah, ’Bismillahi awwalahu wa akhirahu’ (Dengan menyebut nama Allah SWT pada awalnya dan pada akhirnya).” (HR. Abu Dawud). Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW tersenyum, beliau menjelaskan ketika seorang Muslim tidak membaca Basmalah sebelum makan, maka syaitan akan ikut makan dengannya. Namun, ketika Muslim tersebut teringat dan menyebut nama Allah SWT, maka syaitan pun langsung memuntahkan makanan yang sudah dimakannya. Rasulullah SAW juga bersabda : “Sesungguhnya Allah SWT meridhai seorang hamba yang ketika makan suatu makanan lalu dia mengucapkan Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu minuman maka dia pun mengucapkan Alhamdulillah.” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)
  3. Setelah selalu mencuci tangan sebelum makan, Nabi selalu makan dengan menggunakan tangan kanan. Abdullah bin Umar ra. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Jika salah seorang diantaramu makan, maka hendaklah ia makan dengan tangan kanannya dan jika ia minum maka hendaklah minum dengan tangan kanannya. Sebab syaitan itu makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim). Kedua tangan manusia mengeluarkan tiga macam enzim, tetapi konsentrasi di tangan kanan lebih banyak daripada tangan kiri. Enzim tersebut sangat membantu dalam proses pencernaan makanan.
  4. Nabi mengajarkan agar mengunyah makanan minimal 33 kali sebelum ditelan. Sebagaimana sabdanya, ’’Saya mengunyah setiap suap makanan 30 – 50 kali, sehingga menjadi lembek dan melalui kerongkongan tanpa kesulitan. Bahkan, pada makanan yang sulit dicerna dengan baik, saya kunyah sampai 70 – 75 kali.’’ Jika tidak dikunyah dengan baik, sebagian makanan itu akan terbuang tanpa terserap dan terjadilah pembusukan yang menghasilkan banyak racun di usus. Itulah yang menghabiskan sejumlah besar enzim. Air liur yang otomatis keluar saat mengunyah dapat bercampur baik dengan asam lambung maupun air empedu. Maka proses pencernaan pun bisa lebih lancar. Akan lebih baik jika tidak minum air di tengah-tengah makan (sebentar-sebentar minum), karena akan sangat mengganggu konsentrasi pelarutan makanan di lambung, sehingga makanan sulit dicerna dengan baik.
  5. Nabi tidak mencela makanan. Sebagaimana terdapat dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Dari Abu Hurairah r.a beliau mengatakan, ’’Rasulullah SAW. sama sekali tidak pernah mencela makanan. Jika beliau menyukai satu makanan, maka beliau memakannya. Jika beliau tidak suka, maka beliau meninggalkannya.’’ Tidak mencela makanan berarti seseorang suka dan mensyukuri makanan itu. Suasana hatinya senang ketika mengonsumsinya. Penelitian Dr. Masaru Emoto dari Jepang dalam bukunya ’The True Power of Water’ menemukan bahwa unsur air ternyata hidup. Air mampu merespon stimulus dari manusia berupa lisan maupun tulisan. Ketika diucapkan kalimat yang baik atau ditempelkan tulisan dengan kalimat positif, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang indah dan bisa memiliki daya sembuh untuk berbagai penyakit. Sebaliknya, jika diucapkan maupun ditempelkan kalimat umpatan, celaan atau kalimat negatif lainnya, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang jelek dan bisa berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
  6. Saat makanan disajikan dalam keadaan panas, janganlah tergesa-gesa untuk menikmatinya. Biarkanlah makanan tersebut menjadi dingin terlebih dahulu. Dari sisi kesehatan, makanan yang panas tidak baik untuk kesehatan tubuh. Dan sebagai muslim, anjuran menyantap makanan yang sudah dingin diberikan oleh Rasulullah SAW, dan kita wajib untuk menaatinya. Hal ini tersirat dalam hadis berikut:
    Dari Asma’ binti Abu Bakar radhiyallahu ‘anha, jika beliau membuat roti Tsarid maka beliau tutupi roti tersebut dengan sesuatu sampai panasnya hilang. Kemudian beliau berkata, ’’Aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda, ’’Sesungguhnya hal tersebut lebih besar berkahnya.’’ Apabila kita tiup juga, kita akan mengeluarkan CO2 yaitu Karbon Dioksida yang apabila bercampur dengan air (H20) dan akan menjadi H2CO3, yaitu sama dengan cuka yang menyebabkan makanan dan minuman itu menjadi asam dan ini bisa memicu penyakit lambung karena kadar asam yang terlalu tinggi. Hal ini juga berlaku ketika Rasulullah SAW juga melarang bernafas ketika minum. Dari Ibnu Abbas ra. berkata : “Rasulullah SAW telah melarang untuk menghirup udara di dalam gelas (ketika minum) dan meniup di dalamnya.” (HR. Tirmidzi).
  7. Makan tidak berlebih-lebihan. Nabi Muhammad SAW bersabda,’’Hendaklah keturuan Adam tidak memenuhi perutnya. Cukuplah bagi keturunan Adam beberapa makanan yang dapat menegakkan tulang sulbinya. Jika tidak ada halangan, sepertiga (perut) untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk napasnya (HR Turmudzi). Rasulullah SAW hanya makan ketika benar-benar lapar dan berhenti sebelum perut berasa kenyang.
    Makan secara berlebihan mengundang bahaya, seperti gangguan pencernaan, diare, sembelit, perut kembung, obesitas, encok, penyakit lever, pengerasan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan penggumpalan dan pembekuan darah.
    Makan berlebihan juga bisa menimbulkan peradangan akut pada pankreas dan empedu, diabetes melitus, bahkan batu ginjal. Benarlah apa yang dikatakan dokter Arab, al-Harits ibn Kaldah, ’’Lambung adalah sarang penyakit, dan diet (pola makan teratur) adalah obat utama.’’
    Namun, kurang makan juga berbahaya. Di antaranya berdampak pada terhambatnya pertumbuhan badan, akal, kurang darah, lemahnya sistem kekebalan tubuh, dan anemia.

Masih banyak ajaran Rasulullah terkait dengan teknik dan adab makan ini. Saya kira Anda juga dapat mencari lebih banyak lagi sumber yang terkait dengan ini. Saya hanya fokus berhubungan dengan bagaimana mengunyah makanan dengan benar yang dimaksud agar diet Anda berhasil. Ternyata Rasulullah mengajarkan bukan hanya 30 detik (karena dulu tidak ada hitungan jam), beliau mengajarkan bahwa mengunyah makanan dilakukan sekitar 30-50 kali. Bukankah itu bisa lebih dari 30 detik? Nah, bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda mengunyah makanan sampai 30 detik atau 30-50 kali?

8 thoughts on “Kunyah Makanan Dengan Benar Agar Diet Berhasil

    1. Nah itulah sebabnya, jika kita benar-benar mengunyah makanan dengan benar namun dibatasi oleh waktu, maka kita akan berpikir berulang kali untuk makan dalam porsi besar, karena itu pasti butuh waktu lama untuk menghabiskannya. Bila hal ini dilakukan dengan disiplin, maka diet tentu akan berhasil. Betul ga, Mbak? 🙂

  1. dok, ,…. mau nanya dok
    ada nggak hubungan mengunyah 33 kali dengan mengunyah yang tidak beraturan terhadap debris index dok, ,
    makasi sebelumnya dok

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

CommentLuv badge

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to TOP