Tiada kata yang pantas terucap selain “Innalillahi wa inna ilaihi rajiun”, sesungguhnya semua yang ada di dunia ini milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Kita sangat berbela sungkawa tentunya atas ratusan korban jiwa dalam tiga bencana alam yang datang beruntun menimpa negeri ini dalam waktu kurang dari satu bulan saja. Bencana alam yang mengundang korban yang tidak sedikit dan kejadiannya begitu hebat dan tiba-tiba.
Saat bencana banjir bandang menimpa Wasior, Papua Barat, tanggal 4 Oktober 2010. Tidak ada satu pun yang menyangka karena daerah itu sangat terisolir. Namun karena curah hujan yang sangat tinggi disertai penggundulan hutan yang tidak terkendali, akhirnya terjadilah banjir itu dan menghanyutkan sekian banyak warga disana. Ratusan warga hilang dan tewas, rumah dan sarana lainnya juga hancur diterjang banjir yang mengandung material kayu besar, lumpur dan batu. Presiden pun turun tangan memberikan sumbangan sekitar Rp. 200 juta untuk warga Wasior. Simak videonya disini.
Belum kering tangan presiden menelurkan sumbangannya untuk warga Wasior, berguncang bumi di Mentawai, Sumatera Barat akibat gempa 7,2SR pada 26 Oktober 2010. Awalnya warga Mentawai diberitakan bahwa tidak akan terjadi tsunami pasca gempa, namun tiba-tiba pada saat seluruh warga tertidur lelap, ombak besar dan tinggi tiba-tiba “berjalan-jalan menyapu” pulau Mentawai. Simak videonya disini. Ratusan orang meninggal dan ratusan pula warga yang hilang ditelan tsunami. Hingga sekarang bala bantuan mulai didatangkan ke sana walaupun nyaris kesulitan karena harus diseberangkan melalui laut.
Hampir bersamaan dengan kejadian tsunami Mentawai, Merapi yang sejak sebulan lalu terpantau dalam kondisi siaga, akhirnya meletus dan memuntahkan “wedus gembel”nya pada 27 Oktober 2010. Simak video detik-detik meletusnya Merapi disini. Warga yang tidak sempat mengungsi pun akhirnya meninggal terhantam liarnya “wedus gembel”, bahkan beberapa wartawan yang sedang meliput pun tidak luput dari hantaman muntahan Merapi. Diantaranya korban yang ditemukan adalah Mbah Marijan, juru kunci Merapi, yang dikabarkan pada saat dievakuasi ditemukan meninggal dalam posisi sedang sujud dengan luka bakar di sekujur tubuhnya. Silahkan menyimak video di bawah ini.
Tentu kita tidak akan berharap bencana besar datang lagi, karena sampai saat ini masih ada bencana-bencana kecil yang selalu menghampiri, bahkan setiap hari. Seperti banjir yang hampir setiap hari terjadi di Jakarta, kemacetan parah, dan sebagainya. Antara memang dunia ini sudah tua, kemaksiatan merajalela, kedzaliman makin disukai penguasa, penindasan dimana-mana, kerusakan alam dimana-mana, atau memang kiamat sudah dekat, manakah yang kita rasakan?
Sudahkah kita bermawas diri? Karena sesungguhnya bencana itu tidak akan ditimpakan oleh Allah kepada kaum yang selalu ingat dan takut kepada-Nya, kecuali jika memang bencana itu adalah ujian yang akan semakin mempertebal keimanan kita kepada-Nya. Jika kita malah semakin jauh dari Allah, apakah mungkin itu disebut ujian?
Oya? Maaf baru dibalas. Kapan ya kak?