Sebelumnya saya ingin mengucap syukur Alhamdulillah, karena baru 2 bulan sejak bergabungnya saya di Kementerian Kesehatan RI, saya sudah dipanggil untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan Prajabatan sebagai persyaratan utama untuk menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil. Tulisan ini saya buat pas malam pertama di Pusdiklat PPSDMKes Hang Jebat Jakarta Selatan. Semoga lancar dan sukses.
Hari ini saya sempat membaca berkali-kali artikel yang bertajuk “Tidur Kurang Dari 6 Jam Percepat Kematian” dari berbagai sumber, yang ternyata sejumlah situs berita online memuat artikel yang nyaris sama. Anda bisa browse di Google dengan keyword di atas.
Isinya kurang lebih menceritakan hasil riset para peneliti di Inggris dan Itali yang telah menganalisa data dari 16 studi yang terpisah di Eropa, Amerika dan Asia selama 25 tahun. Studi tersebut melibatkan sekira 1,3 juta orang dan mempelajari 100.000 kasus kematian. Dalam studi tersebut ditemukan, masyarakat yang tidur kurang dari enam jam setiap malam memiliki resiko meninggal 25 tahun lebih dulu ketimbang mereka yang tidur selama delapan jam sehari.
Menurut mereka, berbagai penyebab kematian dini sebenarnya bersumber pada kekurangan waktu tidur atau terlalu lama tidur. Idealnya, setiap malam orang tidur 6-8 jam. Seorang profesor yang mengepalai penelitian tersebut menyebutkan bahwa, kurangnya waktu tidur pada masyarakat modern disebabkan oleh karena adanya tekanan dan kebutuhan untuk bekerja lebih lama. Setujukah Anda tentang hal ini?
Menurut saya, ada yang rancu pada penelitian tersebut, yaitu mereka menggeneralisir penyebab kematian dini tersebut dikarenakan waktu tidur yang kurang dan atau waktu tidur yang terlalu lama. Mereka tidak meneliti lebih dalam terhadap kebiasaan hidup masyarakat mulai dari pola dan gaya hidupnya, pola dan menu makannya, dan beban mental dan pikiran yang dialami masing-masing orang.
Saya berpikir, apakah mereka tidak menyelami kehidupan Rasulullah Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya dan para ulama-ulama, yang jelas-jelas waktu tidur mereka sangat kurang dikarenakan waktunya penuh dengan ibadah, namun kehidupannya sangatlah sehat dan jarang terkena sakit. Kalaupun mereka meninggal, kebanyakan meninggal pada saat perang, atau memang sudah ajalnya.
Bahkan Rasulullah SAW. pernah bersabda, jika Anda terkena penyakit hati, maka obatnya ada lima, salah satunya adalah bangun tengah malam atau menyedikitkan waktu tidur. Ternyata setelah diteliti oleh salah seorang profesor dari Arab, bangun tengah malam untuk shalat malam atau shalat Tahajud itu sangat berhubungan dengan kesehatan. Diantaranya menyegarkan pikiran dan menajamkannya kembali. Selain itu saya pernah baca buku tentang kesembuhan seorang pengidap jantung koroner yang mau dioperasi namun batal dioperasi karena sudah sembuh setelah dianjurkan oleh dokternya untuk bangun tengah malam dan bermunajat memohon kesembuhan. Ini bukan bicara tentang mistik ataupun keajaiban, karena memang pada saat itulah keutamaan muncul, waktu yang tepat untuk bermunajat pun dibuka. Segala kesulitan hidup bisa teratasi karena adanya kontak langsung dengan Tuhan yang Serba Maha.
Adanya artikel yang menyatakan hubungan kurang tidur dengan kematian jelas sangat kontraproduktif dengan pernyataan bahwa tidur itu bukan kuantitas atau lamanya waktu tidur, tetapi kualitasnya. Semakin dia mudah tidur dengan nyenyak, walaupun sebentar, kebugaran tubuh pun sudah kembali. Justru jika tubuh sudah bugar tapi dipaksakan tetap tidur hingga 6-8 jam, ibarat baterai yang di-charge terlalu lama, tubuhnya malah akan mudah drop. Mudahnya, lihat saja orang-orang tua dahulu yang jelas sangat kurang tidur tapi tubuhnya masih cukup kuat bekerja. Tidak seperti orang-orang modern sekarang yang bekerja sudah dibantu dengan mesin namun mudah sekali terkena penyakit, padahal dia mengaku tidurnya sudah cukup dalam hitungan waktu.
Akhir kata, semoga kita tidak langsung mudah mencerna bulat-bulat hasil penelitian tersebut. Sekedar kekhawatiran bahwa jika peneliti itu bukan orang Islam, jangan-jangan ada udang di balik batu, misalnya menghindarkan orang-orang muslim untuk tidak mendirikan shalat malam atau pun shalat shubuh, dengan alasan waktu tidur kurang, dan sebagainya. Padahal kita tahu bahwa sesungguhnya keutamaan ibadah justru ada di waktu-waktu “sulit” seperti sepertiga malam terakhir.
Sekedar bahan sharing, bagaimana pendapat Anda sendiri?
Kalau saya membaca uraian Dokter, saya cenderung menginterpretasikan bukan masalah kurang tidurnya, Dok tapi masalah yang menjadi penyebab dari kurang tidur itu sendiri sepertinya yang menyebabkan umur kita bisa berumur pendek.
Saya lebih sependapat tidur yang berkualitas itu lebih baik, bukan masalah lama dan tidaknya waktu tidur. Bukankah kalau kita kebanyakan tidur juga menjadi sumber penyakit karena kita menjadi males dan tubuh menjadi pegal-pegal dan sakit semua?
.-= ::> Read Joko´s last blog … Tips Memenangkan Lelang di eBay =-.
Betul sekali itu mas, saya sendiri cuma menyoroti pernyataan hasil penelitian di atas yang terlalu sempit menyimpulkan sesuatu, dengan menggeneralisir masalah tanpa menyoroti lebih dalam penyebab kematian itu sendiri. Seharusnya kan lebih spesifik, tidak hanya pola tidurnya, tetapi juga pola hidup yang lain, jadi bisa lebih fair dan bisa dianalisis, apakah kematian dininya karena kurang tidurnya atau karena memang pola hidupnya yang cenderung salah. Begitu mas. BTW, trims atas masukannya. Sangat berharga.
Walaupun itu statement melalui penelitian, namun sepertinya kurang bener deh, karena kematian bukan karena kurang tidur saja, buktinya ada aja orang yang kurang tidur setiap malam tapi umurnya panjang dari yang tidurnya cukup. Bisa aja yang tidur cukup tapi besoknya ketabrak truk, kan mati duluan 😀
.-= ::> Read komputertips.com´s last blog … WordPress Mobile Pack =-.
Hahaha…betul juga itu bang. Trims udah mampir 🙂
hahahaha……….
orang2 barat ada2 az………
z az shari cuman tidur 3 jam.
eh, salam kenal dokter nasir
salam dari aydin putra makassar (hahahaha)
.-= ::> Read aydin´s last blog … ‘Pokemon White’ and ‘Pokémon Black’: Images And Videos With The New 3D Environments And Renewed Battles =-.
Salam kenal kembali pak…selamat berkunjung 🙂
Saya belum lama juga membaca artikel yang diadakan penelitiannya di Inggris tentang berapa lama sebenarnya orang dewasa itu memerlukan waktu untuk tidur, disana sisebutkan bahwa orang dewasa hanya perlu waktu tidur yaitu antara 3-5 jam per hari asalkan tidurnya lelap,berarti kwalitas tidur syaratnya sudah terpunuhi,dari pada tidur lebih dari 8 jam ternyata kwalitasnya buruk malahan akan membuat otak kita menjadi lemah, dan saya pribadi sangat setuju sekali dengan artikel yang saya baca karena memang sesuai dengan syariah agama saya,yaitu agar di waktu malam mengurangi tidur agar dapat banyak beribadah kepada sang pencipta, kebanyakan dari kita 1/3 hidupnya hanya untuk tidur kalau kita dikasih umur 90 th berarti minimal 30 th kita hanya untuk tidur, sayang sekali.
Sepakat dengan saya dong pak…trims ya…hehehe 🙂
udah takdirnya kali…
tapi klo riset menunjukan kaya gitu ya itu kan baru perkiraan….
.-= ::> Read digital nikon camera´s last blog … Red Eye and Your Digital Camera =-.
Yang terpenting sebenarnya Kualitas tidurnya, dan bagaimana mengisi waktu tersebut dengan pola hidup sehat maupun dengan aktifitas spiritual yang bermanfaat.
Betul pak, BTW, kenapa selalu masuk spam ya?
Saya setuju dengan dokter. Aktivitas spiritual justru membuat kita semakin sehat dan tak mudah terserang penyakit. Hadist Rasulullah, sholat tahajudlah tentu engkau akan sehat.
Wah, saya juga setuju dengan Anda, pak Asnawi. Mudah2an umat Islam sehat semua tanpa perlu banyak tidur, karena banyak shalat Tahajud. Trims atas sharingnya pak.