Tubuh kita memiliki banyak sekali titik-titik penting yang berfungsi mempertahankan keremajaan tubuh, sekaligus menjadi pintu masuk (port d’entre) bagi jutaan kuman, virus, dan bakteri yang tersebar di alam. Titik-titik tersebut disebut sebagai titik biologis, yang jika titik-titik tersebut distimulasi atau dirangsang sedemikian rupa, maka ribuan penyakit pun bisa ditangkal, bahkan bisa disembuhkan.
Ilmu praktek stimulasi titik-titik biologis itu biasa dikenal sebagai refleksologi. Biasanya yang menguasai titik-titik refleksi ini adalah tabib-tabib atau sinshe yang mereka gunakan untuk berbagai macam terapi atau penyembuhan penyakit. Mereka mempelajarinya sampai puluhan tahun untuk bisa menguasai letak titik-titik penting tersebut, sekaligus teknik pijatan yang bersifat menyembuhkan. Tidak jarang pada prakteknya masih ada yang salah pijat, karena memang cukup sulit menguasainya.
Namun bagi muslim, untuk menangkal berbagai macam penyakit dengan mengandalkan pijatan atau stimulasi pada titik-titik biologis tersebut tidak perlu sampai puluhan tahun. Cukup mempelajari teknik berwudhu yang baik dan benar, maka wudhu bisa menjadi ritual penyucian yang mengutamakan kesehatan karena bersifat pencegahan dan pengobatan penyakit. Nah, bagaimana cara wudhu menangkal penyakit?
Stimulasi Titik Biologis
Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Dr. Magomedov, asisten pada lembaga General Hygiene and Ecology (Kesehatan Umum dan Ekologi) di Daghestan State Medical Academy dijelaskan bagaimana wudhu dapat menstimulasi/merangsang irama tubuh alami. Rangsangan ini muncul pada seluruh tubuh, khususnya pada area yang disebut Biological Active Spots (BASes) atau titik-titik aktif biologis. Menurut riset ini, BASes mirip dengan titik-titik refleksologi Cina.
Bedanya, terang Dr. Magomedov, untuk menguasai titik-titik refleksi Cina dengan tuntas paling tidak dibutuhkan waktu 15-20 tahun. Bandingkan dengan praktek wudhu yang sangat sederhana. Keutamaan lainnya, refleksologi hanya berfungsi menyembuhkan sedangkan wudhu sangat efektif mencegah masuknya bibit penyakit.
Menurut peneliti yang juga menguasai ilmu refleksologi Cina ini, 61 dari 65 titik refleks Cina adalah bagian tubuh yang dibasuh air wudhu. Lima lainnya terletak antara tumit dan lutut, di mana bagian ini juga, merupakan area wudhu yang tidak diwajibkan. Sistem metabolisme tubuh manusia terhubung dengan jutaan syaraf yang ujungnya tersebar di sepanjang kulit. Guyuran air wudhu dalam konsep pengobatan modern adalah hidromassage alias pijat dengan memanfaatkan air sebagai media penyembuhan.
Membasuh area wajah misalnya, pijatan air akan memberi efek positif pada usus, ginjal, dan sistem saraf maupun reproduksi. Membasuh kaki kiri berefek positif pada kelenjar pituitari, otak yang mengatur fungsi-fungsi kelenjar endokrin (kelenjar yang bertugas mengatur
pengeluaran hormon dan mengendalikan pertumbuhan). Di telinga terdapat ratusan titik biologis yang akan menurunkan tekanan darah dan mengurangi sakit.
Dari sudut pandang pengobatan medis, Mokhtar Salem dalam bukunya Prayers: a Sport for the Body and Soul (Shalat: Olahraga untuk Jasmani dan Rohani) menjelaskan bahwa wudhu bisa mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap oleh kulit. Cara paling efektif mengenyahkan risiko ini adalah membersihkannya secara rutin. Berwudhu lima kali sehari adalah antisipasi yang lebih dari cukup.
Menurut Salem, membasuh wajah meremajakan sel-sel kulit muka dan membantu mencegah munculnya keriput. Selain kulit, wudhu juga
meremajakan selaput lendir yang menjadi gugus depan pertahanan tubuh. Peremajaan menjadi penting karena salah satu tugas utama lendir ibarat membawa contoh benda asing yang masuk kepada dua senjata pamungkas yang sudah dimiliki, manusia secara alami, yaitu limfosit T (sel T) dan limfosit B (sel B).
Keduanya bersiaga di jaringan limfoid dan sistem getah bening dan mampu menghancurkan penyusup yang berniat buruk terhadap tubuh. Bayangkan jika fungsi mereka terganggu. Sebaliknya, wudhu meningkatkan daya kerja mereka.
Pintu masuk lain yang tak kalah penting adalah lubang hidung. Dalam wudhu disunatkan menghirup air dari hidung dan dikeluarkan lewat mulut. Cara ini adalah penangkal efektif ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), TBC, dan kanker nasofaring secara dini.
Seorang muslim disarankan mengambil air wudhu tak hanya ketika akan salat, tetapi juga di waktu yang lain. Misalnya saat hendak membaca
Alquran, setelah ziarah ke makam, setelah menyentuh jenazah, berangkat tidur atau akan azan.
Selain fungsi-fungsi fisiologis, wudhu juga efektif mengendalikan emosi. Setiap kali merasa ingin marah, seorang muslim disarankan untuk
mengambil ambil air wudhu untuk mendinginkan dan menyejukkan hati. Apa pun yang telah diperintahkan oleh Allah tentu memberi banyak manfaat dan solusi tanpa meninggalkan resiko.
(dari berbagai sumber)
Waallahualam….
Semoga dengan menerapkan hal ini sesuai tuntunan yang benar, maka terjadi proses pensucian secara lahiriah dan batiniah, sehingga tubuh tetap sehat walafiat.
.-= ::> Read TuSuda´s last blog … Setetes Darah Memberi Berkah Bagi Kemanusiaan =-.
Amien… 🙂
Setiap hal yang telah disuratkan dalam kitab suci dan dicontohkan oleh para cerdas cendekiawan, pasti sangat bermanfaat bagi kehidupan personal yang lebih sehat dan sejahtera.
.-= ::> Read Puskel´s last blog … Pelaksanaan Minlok Puskesmas Perumnas Bulan Mei 2010 =-.
Betul sekali pak…
Siip kang, gunakan media fb sbg media dakwah….
Insya Allah
memang semua yg diperintahkan Allah ntu pasti baik buat manusia, cuma manusianya aja yg suka lupa. 🙂
.-= ::> Read Ammar Alamry´s last blog … Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah =-.
bagus, salam kenal y…. makasih….
Trims ya, salam kenal kembali 🙂