Berbagai peringatan pemerintah mengenai bahaya merokok sudah berulang-ulang kali disebarluaskan, karena dampak negatif merokok pada kesehatan sudah sedemikian gawatnya. Dampak negatif itu tidak hanya bisa mengenai si perokok aktif itu sendiri, tetapi juga mengenai si perokok pasif atau orang lain di sekitar perokok yang terkena asap rokok. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun sudah memperingatkan bahwa merokok itu juga haram, karena diduga ditemukan protein babi di dalam rokok. Beberapa artikel tentang yang sebutkan tadi bisa Anda temukan di dalam blog ini.
Sekarang ditemukan lagi alasan, mengapa Anda harus segera berhenti merokok, karena ternyata rokok bisa menyebabkan penyakit pada gusi. Jangan berpikir terlalu berat dulu ketika Anda mempertimbangkan untuk berhenti merokok, misalnya kanker akibat rokok. Memang gejala kanker tidak timbul seketika atau cepat, sehingga perokok cenderung mengabaikan peringatan itu. Tetapi dengan ditemukannya penyakit gusi akibat rokok, semoga bisa mempercepat pertimbangan Anda untuk segera stop merokok.
Penelitian yang dilakukan di Ohio State University, Amerika Serikat, itu menunjukkan bahwa merokok akan membunuh bakteri baik penghuni mulut, sehingga ekosistem bakteri di mulut menjadi terganggu. Bakteri patogen (bakteri jahat) menjadi lebih cepat berkembang biak tak terkendali dibandingkan di lingkungan mulut tanpa rokok.
Sebelumnya perlu Anda ketahui bahwa beberapa jam setelah seseorang lahir, bakteri mulai berkoloni di mulut dan membentuk biofilm. Tubuh mulai belajar untuk hidup bersama bakteri dalam hubungan (simbiosis) mutualisma karena biofilm yang berisi bakteri baik adalah biofilm sehat, yang mencegah pertumbuhan bakteri jahat.
Pada penelitian ini, dilakukan perbandingan contoh biofilm dari 15 perokok aktif dan 15 orang yang bukan perokok/tidak pernah merokok, contoh biofilm itu diambil berkali-kali setelah dilakukan pembersihan gigi secara profesional.
Hasilnya didapatkan bahwa :
- Pada non-perokok : Koloni bakteri yang terbentuk kembali setelah pembersihan serupa dengan spesies bakteri yang diambil ketika pembersihan. Bakteri patogen hampir tidak ada, dan kadar sitokin (zat yang dikeluarkan oleh sistem imun sebagai respon pertahanan tubuh) pun rendah, hal ini menunjukkan bahwa tubuh tidak menganggap biofilm sebagai musuh.
- Pada perokok : Koloni bakteri patogen mulai terbentuk dalam 24 jam setelah pembersihan. Koloni mikroba yang stabil lebih lama terbentuk, dan ketika terbentuk beberapa hari kemudian terlihat lebih banyak mengandung bakteri patogen. Kadar sitokin tinggi tanda respon sistem imun yang terpicu cukup kuat, sehingga gusi menjadi bengkak, merah dan terasa sakit sebagai kompensasi respon imun tersebut. Hal ini disebut gingivitis atau peradangan gusi. Kondisi seperti ini dapat berujung pada tanggalnya gigi karena tulang penyangga gigi rusak secara permanen.
Selain itu, gigi pada perokok aktif lebih mudah terkikis bagian enamel-nya karena zat kimia dari rokok melarutkannya. Oleh karena itu gigi pada seorang perokok lebih mudah berubah warna dari kuning menjadi hitam, lalu timbul karies (gigi rapuh dan berlubang). Kondisi ini tidak bisa 100% terlindungi lagi walaupun sudah menyikat gigi berulang-ulang, mengunyah permen, dan sebagainya. Ditambah bau mulut perokok pun sangat tidak sedap. Sungguh mengherankan jika orang sehat betah berlama-lama duduk di samping seorang perokok.
Mudah-mudah kenyataan ini bisa memberikan tambahan kesadaran dan meyakinkan motivasi Anda yang ingin berhenti merokok dan melepaskan diri dari ketergantungan nikotin.
dan bukan hanya gusi yang akan terkena akibat dari merokok,benar-benar akan merusak tubuh
::> Postingan terakhir luthfi … Kegiatan untuk demensia