Kenapa Susah Keluar dari Zona Nyaman? (bagian 2)

Posting bagian 2 dari 2 bagian dalam seri Seputar Zona Nyaman

Loading

Artikel ini adalah kelanjutan pembahasan mengenai zona nyaman, Anda akan sulit memahami pembahasan kedua ini jika belum membaca artikel sebelumnya. Silahkan baca dulu pembahasan pertama disini.

Seorang yang terbiasa naik mobil, jelas akan tidak nyaman bila harus naik angkutan kota (angkota). Dan sebaliknya. Orang yang telah terbiasa (nyaman) naik angkota akan merasa tidak enak bila naik mobil ber-AC. Dua orang ini keluar dari zona nyamannya.

Sama seperti anda sekarang, yang tidak nyaman membaca kata “angkota”, karena anda telah nyaman mengenal transportasi umum ini sebagai “angkot”. Iya kan?

Nah, orang yang keluar dari zona nyaman akan :

  1. Merasakan sebuah perasaan tidak enak.
  2. Kehilangan kenikmatan (kenyamanan) yang terbiasa dirasakan di zona nyaman.
  3. Membandingkan kondisi baru yang dimasukinya dengan zona nyamannya dahulu.
  4. Terancam (takut) karena berinteraksi dengan hal yang tidak diketahuinya.
  5. Ditarik kembali ke zona nyamannya.

Itulah sebabnya mengapa susah keluar dari zona nyaman. Karena kenyamanannya, zona nyaman itu mempunyai daya tarik yang sangat hebat. Meski zona baru menjanjikan kondisi yang lebih baik, tapi kondisi lebih baik itu kan baru janji, bukan fakta. Sedangkan zona nyaman adalah fakta yang telah dirasakan. Zona baru pun berbentuk zona yang belum diketahui benar kondisinya seperti apa. Nah, ketidaktahuan ini lah yang menimbulkan ketakutan. Dan manusia punya naluri untuk menghindari apa yang ditakutinya.

Menggeser Zona Nyaman

Satu-satunya cara meraih kemajuan hidup adalah dengan menggeser zona nyaman. Geser batas atas zona nyaman anda ke tingkat yang lebih tinggi. Begitu juga dengan batas bawahnya. Misalnya anda pebisnis dengan omset minimal Rp. 1 Milyar dan omset maksimal Rp. 10 Milyar. Bila anda ingin tambah maju, maka langkah pertamanya, secara mental anda geser dulu batas-batas zona nyaman tersebut. Misalnya batas atasnya jadi Rp. 20 Milyar (Naik 100%) dan batas bawahnya jadi Rp. 10 Milyar (Naik 1000%).

Dengan begitu, kondisi nyaman tertinggi anda yang sekarang (Rp. 10 Milyar), justru menjadi kondisi nyaman terendah. Bahkan akan lebih baik, bila batas bawah itu di atas Rp. 10 Milyar. Dengan begitu, kondisi nyaman anda akan berubah menjadi tidak nyaman. Anda akan menghindari kondisi tidak nyaman tersebut menuju kondisi nyaman kembali. Begitu seterusnya.

Contoh zona nyaman finansial di atas, memang sedikit lebih rumit bila anda seorang karyawan. Tapi prinsipnya tetap sama. Karena itu, bila anda ingin dipromosi, buatlah diri anda tidak layak di posisi anda sekarang. Layakkan diri anda di posisi yang ingin anda capai. Seorang manager yang ingin menjadi direktur, harus mulai berpikir, berkata-kata, bersikap, berkomunikasi, bekerja seperti seorang direktur. Maka lingkungannya akan menganggap dia tidak lagi pantas jadi manajer. Kemudian, lingkungan (bawahan, rekan kerja, atasan, keluarga, teman, mitra, dsb) akan mendorong atau memutuskan dirinya untuk menduduki jabatan yang layak untuknya, direktur. Tapi, jangan lupa juga dengan kinerja hari ini. Kinerja seorang yang sudah pantas jadi direktur tentu berbeda dengan kinerja seorang yang pantas jadi manajer. Konkritnya, standar kerja jabatan manajer itu akan terlalu sering dilampaui. Sama dengan seorang mahasiswa yang harus mengerjakan soal siswa Sekolah Dasar. Bukan hanya selesai soalnya, tapi juga terlampaui standarnya. Terutama standar waktunya.

Pergeseran batas bawah lebih penting dari batas atas.

Menggeser batas bawah jauh lebih penting dari menggeser batas atas. Ini berkaitan dengan naluri dasar manusia. Manusia lebih terdorong oleh kondisi yang tidak nyaman dibandingkan keinginan untuk nyaman. Seorang perokok yang telah divonis mati oleh dokter bila terus merokok, dipastikan akan berhenti merokok. Bandingkan dengan keinginan berhenti merokok hanya karena tahu buruknya merokok. Pengetahuan buruknya merokok itu belum menjadi kenyataan. Jadi, ketika akhirnya menjadi kenyataan, maka pengaruhnya akan sangat hebat. Kenapa? Karena kondisi buruk itu sudah terasa, sedangkan tahu saja kan belum terasa.

Dalam kasus pengusaha di atas. Mematok batas bawah di atas Rp. 10 Milyar (Rp. 13 Milyar misalnya), membuat Rp. 10 Milyar tidak lagi nyaman. Karenanya, ia akan menghindarinya dengan cara meraih yang lebih tinggi dari Rp. 10 Milyar.

Kebanyakan kegagalan disebabkan gagalnya untuk merasa tidak nyaman dengan kondisi buruk yang kita alami dan rasakan. Bukannya berusaha keluar dari kondisi buruk tersebut, banyak orang yang justru memilih untuk mentoleransi, menerima, membiasakan diri, dan akhirnya merasa layak dengan kondisi buruk tersebut. Dengan kata lain memasukkan kondisi buruk tersebut ke dalam zona nyamannya. Dan kemajuan pun hanya menjadi angan-angan.

Itu penyebab utama orang miskin sangat susah dari keluar dari kemiskinannya. Zona nyamannya terus menarik dia kembali ke zona nyaman. Bila tekadnya lemah, maka kekuatan zona nyaman menjadi tak terelakkan.

Alat-alat Menggeser Zona Nyaman.

Berikut alat-alat yang telah ada pada diri anda dan bisa digunakan untuk menggeser zona nyaman:

1. Bird Eye View (Pandangan Mata Burung)

Bird Eye View adalah alat untuk membuat anda menjadi observer (pengamat) atas diri anda sendiri. Dengan begitu, anda akan tahu kondisi anda yang sesungguhnya seperti apa.

Alat ini berguna untuk membuat anda jadi tahu zona nyaman anda dan batas-batasnya.

2. Basic Consciousness (Kesadaran Dasar)

Kesadaran akan muncul ketika anda membenarkan hasil pengamatan anda tadi dan mengakuinya secara jujur. Kesadaran seperti ini saya sebut sebagai kesadaran dasar. Kesadaran dasar adalah alat untuk bisa meningkatkan tingkat kesadaran anda.

Alat ini berguna untuk membuat anda mengakui dan menerima kondisi zona nyaman anda apa adanya dan tidak mengingkarinya (denial).

3. Freewill (Kehendak Bebas)

Kehendak bebas adalah kemampuan anda untuk menentukan apa yang anda kehendaki dan membebaskan diri dari berbagai belenggu norma-norma kebiasaan.

Alat ini berguna agar anda dapat menetapkan batas-batas zona nyaman anda yang baru.

4. Belief (Keyakinan)

Keyakinan adalah apa yang anda anggap benar. Keyakinan berguna agar anda tetap teguh dengan keputusan anda membuat batas-batas baru dan terlepas dari keraguan yang melemahkan. Alat ini benar-benar anda perlukan karena batas-batas baru tersebut mungkin suatu hal yang tidak anda ketahui. For something you don’t know, you need to belief it.

5. Value (Nilai)

Nilai adalah apa yang anda anggap benar dan penting (Keyakinan yang dipentingkan). Nah, buatlah batas-batas zona nyaman anda yang baru sebagai sebuah nilai. Buat batas-batas tersebut sebagai hal yang penting untuk anda. Cirinya, anda akan merasa tidak nyaman ketika hal yang penting untuk diri anda itu anda ingkari.

6. Action (Tindakan)

Tindakan adalah alat mengubah freewill, belief dan value menjadi sebuah fakta kebenaran (truth). Buat rencana pencapaian. Mulailah beraksi dari yang anda bisa dan punya. Bukan dari yang anda tidak bisa dan tidak punya. Setelah mulai bertindak sesuai dengan yang anda bisa, teruslah belajar hal-hal yang anda tidak bisa. Dengan begitu, kebisaan anda bisa meningkat.

Nah, kini Anda sudah paham kan apa itu zona nyaman dan bagaimana cara menghindarinya atau keluar dari zona nyaman? Siapa bilang keluar dari zona nyaman itu mudah? Karena memang kita sudah terlanjur menikmatinya, butuh perjuangan yang cukup signifikan atau loncatan yang berani untuk melepaskan diri dari jeratan kenikmatan sesaat menuju kenikmatan sebenarnya. Anda cukup bersabar dan menikmati proses perubahan diri Anda untuk keluar dari zona nyaman itu, pasti Anda akan mengalami perubahan yang signifikan dan meraih kemajuan yang luar biasa dalam kehidupan Anda. Yakinkan hal tersebut dalam diri Anda.

Artikel ini disadur dan diedit seperlunya dari tulisan Bapak Supardi Lee tentang Geser Zona Nyaman, Raih Kemajuan dalam Pengembangan Diri.com.

Semoga bermanfaat.

Series Navigation<< Apa sih Sebenarnya Zona Nyaman itu ? (bagian 1)

One thought on “Kenapa Susah Keluar dari Zona Nyaman? (bagian 2)

  1. Hmmm, tulisan yang menarik. Terima kasih telah berbagi, karena jujur saja saya merasa jarang ada yang menuliskannya dalam perspektif seperti ini. Kesuksesan memang harus dimulai dari dalam, serta dilakukan dengan penuh komitmen.

    Saya pikir kita memang perlu saling mengingatkan satu sama lain tentang teori dan proses pengembangan diri. Dan sebagai referensi silang, Anda juga pasti bisa menemukan cerminan lainnya dalam tulisan saya yang berjudul Racun Pengembangan Diri. Sekedar untuk semakin menambah wawasan saja, semoga bisa membantu.

    Salam kenal, sobat, senang bertemu dengan sahabat baru yang juga memiliki semangat untuk menginspirasi orang lain.

    Lex dePraxis
    Unlocked!

    pada Jum’at, 4 Des 2009 14:13:30

    Salam kenal kembali… Makasih buat sharingnya 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

CommentLuv badge

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to TOP