Sendi merupakan bagian tubuh yang vital. Karena merupakan pertemuan dua tulang dan banyak bergerak, sendi pun rawan mengalami peradangan. Yang timbul biasanya adalah rasa nyeri akibat inflamasi ringan dan karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. Radang sendi pun ada bermacam-macam.
Radang sendi yang paling sering terjadi adalah osteoartritis atau OA. Ini merupakan penyakit degeneratif, yaitu penyakit yang disebabkan karena proses penuaan. Radang ini bisa terjadi di semua sendi yang ada di dalam tubuh. Namun menurut penelitian, lutut adalah lokasi yang paling sering mengalami peradangan.
Sebenarnya saya pernah menulis di blog ini seputar osteoartritis, namun lebih kepada langkah-langkah mencegah dan mengatasinya. Nah, telusuri saja link-nya untuk mengetahui lebih jauh. Dalam pembahasan kali ini, saya ingin mengulas lebih fokus kepada bagaimana radang sendi terjadi, gejalanya, dan mengapa paling banyak terjadi di lutut.
Radang sendi terjadi karena adanya perubahan sel pada tulang rawan. Di dalam sendi ada beberapa komponen penyusun, yaitu tulang rawan, ligamen (pengikat tulang rawan), dan cairan sinovial (pelumas sendi). Jika sudah tua dan terlalu banyak bergerak serta menerima beban berat, fungsi tulang rawan ini tidak lagi maksimal. Padahal tulang inilah yang menghasilkan cairan sinovial. Otomatis jika kinerja tulang rawan tidak maksimal, cairan yang dihasilkannya pun berkurang. Akibatnya tulang-tulang ini semakin sering bergesekan sehingga menimbulkan peradangan atau luka. Jika diibaratkan mesin, jika olinya kurang, maka mesin akan mengering, lalu gesekan-gesekan yang terjadi pada mesin menyebabkan mesin cepat aus dan rusak. Atau bila gesekan-gesekan itu pada kulit yang kering, maka kulit akan teriritasi dan meradang.
Selain karena proses penuaan, peradangan juga bisa dipicu oleh faktor traumatik, seperti kegemukan atau cedera. Kegemukan atau obesitas berarti lutut menopang tubuh yang lebih berat dari normal. Sedangkan lutut yang cedera bisa memicu peradangan bila cedera tidak ditangani dengan baik. Bagian sendi yang cedera kemudian dipijat dengan cara yang salah menyebabkan peradangan sendi semakin parah.
Faktor pekerjaan juga bisa membuat sendi lebih mudah meradang. Pekerjaan yang lebih banyak berdiri, banyak menopang beban berat, termasuk atlet. Sayangnya, gejala radang sendi ini seringkali diabaikan pada kemunculan awal. Biasanya hanya dianggap kelelahan biasa.
Gejala radang sendi yang khas adalah terjadinya kekakuan pada pagi hari atau dikenal dengan morning stiffness. Rasa kaku ini hanya dirasakan sekitar 30 menit dan kemudian akan hilang dengan sendirinya. Gejala lainnya adalah rasa mengganjal yang ada di sekitar lutut. Sendi lutut seringkali mengeluarkan bunyi saat dipakai berjalan. Jika sudah semakin parah, gejalanya akan semakin terlihat, yaitu sendi membengkak dan terasa sakit.
Osteoartritis ini lebih banyak dialami oleh kaum wanita. Risikonya sekitar 1,5 kali lipat lebih besar dibanding laki-laki, sebab bentuk anatomi perempuan membuat posisi sendi seringkali tidak seimbang, ditambah dengan perilaku hidup yang kurang baik.
Nah, jika Anda ingin mengetahui cara mencegah osteoartritis, silakan meluncur ke tautannya. Sedangkan langkah-langkah untuk mengatasinya, silakan juga meluncur ke tautannya. Semoga dengan artikel ini, kita bisa mencegah dan mengatasi osteoartritis sedini mungkin.
Very interesting your posting, thanks for putting up.
nice posting…salam kenal bro
thanks infonya gan, sangat berharga.
Sama-sama gan, terima kasih sudah mampir 🙂