Ramadhan : Momen Evaluasi Diri dan Kesehatan

Wah, lama sekali saya tidak sempat posting ya. Sudah nyaris bosan menyebutkan alasannya. Tapi ya, bagaimana lagi. Rupanya saat ini urusan ngeblog tidak lagi menjadi prioritas saya, saya juga tidak tahu harus bagaimana.

Namun, sekalian menyambut awal Ramadhan kali ini, walaupun agak sedikit terlambat, saya ingin turut mengucapkan “Selamat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan 1432 H“. Semoga pada bulan puasa kali ini bisa lebih memaknai arti puasa yang sesungguhnya, sehingga pelaksanaan ibadah selama bulan Ramadhan tidak lagi dianggap sebagai ritual, tetapi lebih dimaknai sebagai kebutuhan untuk memperbaiki amalan-amalan diri menuju terbentuknya insan bertaqwa, sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah SWT. dalam surat Al-Baqarah ayat 183:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan berpuasa kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu menjadi orang yang bertaqwa.”

Selain itu, sebaiknya kita pun dapat berpuasa dengan penuh rasa keimanan dan selalu melakukan ihtisab (koreksi diri atau introspeksi diri terhadap amalan-amalan yang kita lakukan) apakah amalan dan ibadah yang kita lakukan selama bulan Ramadhan ini mendapat ridho dari Allah atau tidak. Karena bulan Ramadhan adalah momen evaluasi diri, maka kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah sambil terus melakukan ihtisab, dengan demikian ampunan Allah pun semakin dekat. Sesuai sabda Nabi SAW. :

“Barang siapa yang berpuasa atas dasar iman dan ihtisab, hanya ingin mendapatkan balasan dari Allah, maka ia diampuni dosa-dosa yang telah lalu.” (HR. Bukhari Muslim)

Bulan Ramadhan, selain momen evaluasi ibadah, juga dapat dijadikan sebagai momen evaluasi gaya hidup demi kesehatan kita. Mengapa tidak?

Selama bulan Ramadhan, makan dan minum kita seolah direm (memang sebaiknya demikian). Sebaiknya kita jangan terbuai dengan istilah bahwa bulan puasa adalah memindahkan waktu makan dari waktu siang ke waktu malam. Tetapi jadwal makan pada saat malam hari hanya dijadikan momen berbuka dan mempersiapkan energi untuk keesokan harinya. Asupan makan pun harus diperhatikan dan disesuaikan dengan gizi seimbang, dan bukan berlebihan. Harapannya adalah dengan berpuasa, kesehatan tubuh kita dapat lebih terjaga karena di-reset asupannya, diet pun berhasil. Beberapa tips pernah saya lontarkan melalui blog ini; diantaranya Kiat Sehat Puasa Ramadhan, Kurangi Bau Mulut Saat Puasa, Sehatkah Buka Puasa dengan Gorengan, Tips Puasa Bagi Yang Bermasalah Kesehatan, Tingkatkan Kualitas Hidup Dengan Puasa, Kiat sehat Bugar saat Puasa.

Namun kenyataannya, betapa banyak diantara kita, selepas berpuasa malah kesehatannya tampak kacau, karena asupannya lebih dimaknai dengan mengganti porsi karena terlalu lapar daripada menyiasati porsi. Maksudnya, idealnya biar porsi sedikit tapi cukup untuk menegakkan tulang punggung untuk dapat shalat.

Selain itu, gaya hidup kita pun berubah. Kita dipaksa untuk bangun malam, mengusahakan tarawih, tahajud, tadarus, hingga sahur. Namun siangnya kita tetap beraktivitas seperti biasa. Hal-hal yang tidak biasa dilakukan di bulan lain “dipaksa” dilakukan di bulan ini. Amalan-amalan itulah yang sebenarnya sangat baik untuk kita bergaya hidup sehat. Sadarkah kita?

Semoga Ramadhan kali ini dapat menjadi inspirasi positif bagi kita untuk memperbaiki gaya hidup kita agar momen evaluasi diri bisa tercapai. Wallahu a’lam…