Darah Buaya Sebagai Antibiotika Baru

Loading

Tim peneliti Amerika Serikat berhasil menemukan bahwa suatu protein yang terdapat di dalam darah buaya kecil (alligator) dapat menjadi antibiotika kuat terhadap bakteri yang resisten terhadap obat konvensional, terutama untuk mengobati infeksi serius dan luka bakar.

Dr. Mark Merchant dari McNeese State University, Lake Charles dan Dr. Kermit Murray dari Louisiana State University, Baton Rouge, menemukan potensi penggunaan protein antibiotika dalam darah buaya, guna mengobati berbagai infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans, yang menyebabkan masalah serius untuk pasien HIV atau yang menjalani transplantasi organ.

Tim peneliti ini sebelumnya telah menunjukkan bahwa buaya mempunyai sistem imun yang sangat berbeda dengan manusia. Sistem ini membuat luka pada binatang ini secara kuat dan cepat sekali sembuh. Sistem imun buaya mempunyai kemampuan sangat tinggi dalam melawan mikroorganisme seperti jamur, virus dan bakteri, yang bahkan balum pernah terpapar pada binatang tersebut.

Para peneliti mengisolasi lekosit buaya dan mengekstraksi proteinnya yang aktif. Dari penelitian di dalam laboratorium ditemukan bahwa protein ini dalam jumlah kecil dapat membunuh sejumlah bakteri, termasuk kuman MRSA (methicillin-resistant Staphylococcus aureus) yang banyak menimbulkan masalah besar di rumah sakit maupun dalam masyarakat.

Protein darah buaya ini juga diuji terhadap Candida albicans, dan ternyata membunuh 6 dari 8 strain jamur tersebut. Dalam studi sebelumnya, tim peneliti ini juga telah menunjukkan bahwa protein ini juga efektif terhadap virus HIV.

Protein ini mungkin suatu hari dapat dijadikan obat topikal untuk mengobati ulkus kaki, sehingga dapat menghindari amputasi. Protein ini juga mempunyai potensi untuk mencegah infeksi pada luka bakar. Para peneliti menamakan protein ini dengan nama “alligacin”.

Diduga bahwa darah buaya kecil (alligator) mempunyai kesamaan dengan darah buaya biaya (crocodille) dalam sifat antimikrobanya, karena itu tim peneliti ini merencanakan menyelidiki darah dari rumpun reptil ini di seluruh dunia.***

Sumber : 235th National Meeting of The American Chemical Society, 6-10 April 2008, New Orleans, Louisiana, USA

loading...

dr. Nasir

Perkenalkan nama saya Ahmad Muchtar Nasir, biasa dipanggil Nasir. Saya ini anak Sunda asli, kedua ortu berasal dari Kuningan Jawa Barat, tapi saya lahir di Tanjung Redeb Kaltim. Sejak kecil saya sekolah di Madrasah (RA Syahida Cirebon, MI Salafiyah Cirebon, MTs PUI Cikaso) baru SMU Negeri 2 Kuningan. Alhamdulillah saya lulus UMPTN th.1998 di Fak. Kedokteran UNDIP dan kuliah sampai th 2006. Saat ini saya bekerja di Medusa Health Center Jakarta Selatan (mulai April 2008), setelah sebelumnya bekerja serabutan sebagai “kuli intelek” di klinik 24 jam se-Jabotabek, menjadi Pegawai Tidak Tetap Depkes RI di Kab. Buton Sulawesi Tenggara selama 1 tahun (September 2006-Agustus 2007), dan menjadi PHL (Pegawai Harian Lepas) Dokter Umum di Polres Metro Bekasi (Oktober 2007-April 2008). Sekarang saya sudah dikaruniai seorang putra bernama Faris Hidayaturrahman (lahir 21 Januari 2008), sebagai hasil kerjasama dengan istri saya yaitu Yanti Setianingsih. Sementara ini saya tinggal di Griya Bintara Indah Bekasi Barat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

CommentLuv badge

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: